Jumat, 13 Juli 2012

Bersama Pajak, Melukis Peradaban


Oleh Andi Zulfikar, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Suatu pertanyaan yang mungkin pernah terbersit, ada apa dengan pajak? Apa urgensi pajak bagi bangsa ini? Bagaimana dengan kekayaan alam bangsa ini yang melimpah ruah, kenapa rakyat mesti terbebani lagi dengan pajak?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin cerminan jiwa saya, atau juga mungkin cerminan dari jiwa-jiwa rakyat Indonesia. Isu pajak, beberapa tahun terakhir, menjadi pembicaraan dan memancing keingintahuan masyarakat. Banyak kesalahpahaman, banyak kekhawatiran, bisa jadi merupakan bentuk suatu kepedulian rakyat kepada bangsa. Rakyat merindukan jawaban.
Suatu bangsa yang besar selalu memulai membangun peradabannya dengan harapan dan semangat yang besar. Harapan yang membuat mereka bertahan, untuk teguh berjuang dan tabah melewati semua ujian. Bangsa yang besar mempunyai rakyat yang bersemangat, tidak mudah menyerah dan terus berjuang untuk menggapai cita-citanya.
Harapan yang terukir di bening hati, membasuh semua kegetiran dan kegalauan. Bagaikan air sungai yang mengalir, membasuh pasir dan bebatuan yang keras menuju satu tujuan. Karena Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang mempunyai harapan dan optimisme yang tinggi. Jiwa-jiwa yang percaya, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum kaum tersebut merubah nasibnya sendiri.
Adalah suatu bentuk keputusasaan ketika kita berpendapat bahwa bangsa ini tidak akan mampu bangkit dan sejajar dengan bangsa besar di dunia. Kita harus mempunyai optimisme yang tinggi bahwa kita mampu untuk sejajar dengan bangsa besar dunia bahkan bisa lebih unggul. Tiada yang memungkiri potensi yang kita miliki. Namun potensi itu akan terkubur bila kita tidak melekatkan potensi tersebut pada semangat juang yang tinggi.
Pajak dan Semangat Kebersamaan
Membayar pajak adalah suatu kewajiban. Namun dalam peraturan perpajakan, setiap wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan pajaknya melalui mekanisme Self Assessment System. Jadi peran serta wajib pajak untuk mematuhi peraturan sangat menentukan besarnya penerimaan pajak.
Ketika bangsa kita mengalami penjajahan, semangat kebersamaan terukir jelas dalam pengorbanan rakyat untuk bahu membahu melawan para penjajah. Tidak terhitung pengorbanan jiwa, harta dan tenaga untuk memperjuangkan cita-cita besar bangsa yaitu terbebas dari penjajahan. Kebersamaan menjadi suatu kekuatan. Kebersamaan melahirkan harapan. Dari harapan timbullah semangat berjuang, dan dengan rahmat Allah, cita-cita itu pun terwujud.
Namun guliran makna kebersamaan tidak boleh berhenti begitu saja, namun harus terus menjadi kekuatan bangsa walau kemerdekaan tersebut telah dicapai. Karena kebersamaan merupakan modal besar menuju kejayaan. Kebersamaan pula yang harus menjadi modal bangsa ini menggapai kejayaannya ketika era kebebasan tanpa penjajahan oleh bangsa lain telah usai.
Ibarat sebuah rumah yang terdiri dari satu keluarga, masing-masing penghuni rumah bertanggung jawab demi terciptanya kenyamanan hidup dalam rumah tersebut. Masing-masing penghuni rumah harus memberikan sumbangsihnya, agar rumah tersebut semakin nyaman untuk dihuni.
Memang setiap penghuni rumah mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memberikan konstribusinya. Terkadang ada penghuni rumah yang tidak mempunyai kemampuan berlebih untuk menyumbangkan penghasilan yang dia berikan,  namun ada penghuni rumah yang mempunyai kemampuan yang berlebih untuk menyumbangkan sebagian penghasilannya yang akan digunakan demi kemampuan bersama.
Saya mengibaratkan pajak seperti itu. Kita adalah penghuni besar sebuah rumah yang bernama bangsa Indonesia. Setiap orang yang bertempat tinggal di ‘rumah’ indah kita ini, harus memberikan konstribusinya secara proporsional sesuai dengan kemampuannya. Salah satu bentuk kontribusi tersebut adalah melalui pajak.
Siapkah Kita Melukis Peradaban?
Mari kita kembali ke pertanyaan-pertanyaan yang tuliskan pada pembuka tulisan ini, ada apa dengan pajak? Apa urgensi pajak bagi bangsa ini? Bagaimana dengan kekayaan alam bangsa ini yang melimpah ruah, kenapa rakyat mesti terbebani lagi dengan pajak?
Dua pertanyaan pertama adalah keingintahuan yang timbul dari rasa peduli, sedangkan pertanyaan terakhir adalah harapan.
Dua pertanyaan pertama mungkin bisa terlihat dari besarnya peranan pajak dalam APBN 2012. Lebih dari 75% pendapatan Negara berasal dari pajak. Bisa dibayangkan betapa besar dampaknya kalau negara kita kehilangan penerimaan pajaknya. Hal itu sudah cukup menjawab pentingnya pajak bagi bangsa kita. Walaupun tentu saja, masih banyak alasan-alasan lain yang menyebabkan bangsa kita ini sangat memerlukan pajak.
Mari kita beralih ke pertanyaan terakhir, yang sebenarnya menjadi ‘harapan’. Kita ingin suatu saat bangsa ini bisa mengelola kekayaan alamnya sendiri, sehingga mungkin pajak yang dibebankan kepada masyarakat akan semakin kecil. Karena kita tahu dan paham, bangsa kita ini mempunyai potensi Sumber Daya Alam yang sangat menakjubkan. Kita berharap bangsa kita bisa hidup makmur dari kekayaan alamnya. Harapan yang menjadi harapan bangsa Indonesia.
Insya Allah dengan optimisme yang tinggi dan usaha yang keras semua itu bisa terwujud. Namun tentu saja semua itu memerlukan proses, kemauan, kebersamaan dan pengorbanan dari semua pihak. Dengan penerimaan pajak yang besar, diharapkan dana untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang handal  dan modal untuk mengembangkan infrastruktur dan modal-modal lainnya akan bisa terwujud, sehingga suatu saat kitalah yang mengelola dan menikmati hasil kekayaan alam kita sendiri. Hingga harapan bahwa suatu saat kita bisa melihat bangsa Indonesia dapat menikmati kekayaan alamnya secara maksimal, dapat terwujud.
Bangsa Indonesia merindukan harapan yang terjawab. Mungkin ini masa bekerja keras, namun insya Allah suatu saat akan datang saat memanen.
Semoga suatu saat, sejarah dapat menorehkan, bahwa pengorbanan kita melalui pajak telah melukiskan peradaban.
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi dimana penulis bekerja.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Nama:::::::::::::::::::::::::::[Queen Jamillah]
Negara:::::::::::::::::::::::::::::[Indonesia]
Jumlah:::::::::::::::::::[Rp.9,8 miliar]
Alamat::::::::::::::::::::[Surabaya]
W/A:::::::[+6287818697754]
☎::::::[+6287818697754]
e_mail:::::::::::::::::[queenjamillah09@gmail.com]
Teman-teman orang Indonesia Nama saya Jamiilah saya seorang muslim jika Anda membaca blog selama dua sampai tiga tahun sekarang Anda akan menemukan bahwa saya telah membuat beberapa kesaksian mengenai saya mendapatkan pinjaman dari Bunda Iskandar dan saya memang sangat senang karena memberi tahu semua orang bahwa ibu Iskandar memang pemberi pinjaman yang sangat tulus dan juga saya dapat membuktikan fakta bahwa begitu banyak pelanggan juga telah mendapatkan pinjaman yang benar dari ibu selama bertahun-tahun melalui saya dan saya sangat senang untuk itu [Kesaksian terbaru sekarang adalah bahwa suami saya harus menyusun rencana mendirikan perusahaan mencuri di (Surabaya))))))) sehingga dia juga dapat memiliki akses ke bisnis yang lebih dan lebih berorientasi pada keuntungan yang melibatkan capaital yang sangat besar sehingga saya harus menghubungi Ibu bahkan ketika saya belum menyelesaikan cicilan bulanan terakhir saya sehingga ibu setuju untuk meminjamkan saya dan suami saya karena rencana bisnisnya berorientasi pada keuntungan dan kami harus mengajukan pinjaman sebesar (((Rp. 9,8 miliar) sehingga dana untuk proyek tersebut akan menjadi e Cukup mengejutkan kami, pinjaman saya disetujui oleh manajemen dalam waktu beberapa jam dan setelah beberapa waktu transfer berhasil dilakukan dengan gangguan dari OJK atau lembaga pengatur keuangan lainnya]

Ibu Iskandar tidak pernah menipu siapa pun atas uangnya,
Ibu memang pemberi pinjaman yang sangat tulus
Perusahaan Induk terdaftar di OJK jadi jangan takut
Ibu Iskandar punya catatan bagus dalam meminjamkan
Tarifnya sangat bersahabat dibandingkan dengan Bank
Minimum (Rp.100juta)))))
Maksimum (((((Rp.100billion)

Detail Kontak Perusahaan:
e_mail:::[[iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]]]
COMPANY::::::::::::[Iskandar Lestari Loan Company]]]

Posting Komentar